Memahami Konsep Metaverse

Spread the love

TOPIK SATU—Plenary Speaker Sesi 4, yang tampil pada “International Community Service Activity” yang diselenggarakan Asosiasi Dosen Pengabdian Indonesia (ADPI) adalah Wynd Rizaldy, SE. MM.Tr dari ‘Institut Transportasi dan Logistik Trisakti’ Universitas Trisakti, Jakarta. Bersama tim dosen Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), Mas Rizaldy, berhasil membuat peserta terpukau pada pemaparannya yang sangat jelas, edukatif, informatif dan inspiratif. Keahlian yang dimiliki bersama timnya patut diapresiasi.

Scoup bahasan memang seputar pemanfaatan teknologi digital ‘Metaverse Dalam Dunia Pendidikan.’ tetapi uraiannya menyentuh jauh pada realitas kekinian yang dihadapi masyarakat dunia. Secara konsepsi metaverse disebutkan sebagai teknologi penginderaan jarak jauh yang multi fungsi. Catatan pentingnya patut digaris bawahi bahwa penerapannya sekalipun terkesan tidak rumit, namun membutuhkan kesiapan lintas sektoral setiap sektor yang disentuhnya. Metaverse bukan barang mewah dari sisi teknologi dan terapannya. Tergantung apakah semua siap menjalaninya.

Saya semakin tertarik ketika Mas Wynd mulai ‘mengorek’ seputar rencana Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur, kaitannya dengan pemanfaatan teknologi Metaverse. Katakanlah isu IKN menjadi penting saat ini, tetapi apakah masyarakat Indonesia yang jumlahnya 270 juta lebih itu bisa menjadi bagian penuh dari IKN?. Terutama mereka yang berkepentingan pada kepemilikan lahan, rencana investasi dan kemauan ikut ambil bagian dalam proyek prestisius itu. Bagaimana cara kita sampai ke IKN jika kondisi membatasi. Tentu jauh panggang dari api, jika berharap bisa membeli sepetak lahan di IKN kalau sampai ke lokasinya saja tidak. Jawabannya adalah metaverse.

Metaverse bukan sekadar memasang puluhan atau ratusan Closed Circuit Television (CCTV), karena dukungan jaringan ikut menentukan. Sejauh ini di Indonesia perkembangan internet di Kawasan Timur masih terkendala, karena tidak adanya jaringan pita lebar (broadband). Menurut hasil penelitian organisasi Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia (APJII) kerjasama Pusat Kajian Komunikasi Departemen Ilmu Komunikasi (PUSKAKOM) Universitas Indonesia (UI), penetrasi Internet di Kawasan Indonesia Timur (KTI) masih rendah. Demikian rilis resmi Kementerian Informasi dan Komunikasi (KOMINFO).

Kelebihan metaverse sebagai dunia virtual 3 dimensi setidaknya menawarkan; a) interaksi dan sosialisasi tanpa batas. Membuat manusia berhenti bekerja diruang terbuka dan hanya bekerja cukup dari rumah saja; b) berbagai hal mewakili dunia nyata dapat dinikmati. Kabarnya metaverse (Facebook), milik Mark Zukerburg dan beberapa perusahaan teknologi raksasa, turut andil dalam merancang mengembangkan metaverse dan melengkapi dunia yang baru; c) membuka peluang investasi lebih meluas. Ada beberapa tambahan keunggulan melalui program metaverse. Saat ini apa yang sedang berjalan belum seideal dalam benak para perancang metaverse dibanyak tempat.(z)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tidak boleh mencuri yah