Diduga Bantuan Untuk Korban Kebakaran Pasar Berbayar, Ini Kata Rasdin

Spread the love

Luwu Timur, Topiksatu.com – Setelah ramai di pemberitaan awal terkait bantuan dari salah satu perusahaan yang ada di Luwu Timur itu diduga berbayar, melalui klarifikasi oleh Rasdin yang menjabat sebagai mandor di pasar rakyat Mahalona Raya menjelaskan kepada awak media dikediaman H. Busra, Desa Wawondula, Kecamatan Towuti, Rabu (31-05-2023).

Menurut Rasdin, tidak ada bantuan berbayar seperti yang diberitakan sebelumnya. Karena bantuan dari perusahan swasta tersebut dananya kurang mencukupi untuk menutupi 17 los untuk pedagang pasar yang kiosnya terbakar beberapa waktu lalu. Ia menjelaskan bahwa kesepakatan awal antara Pemkab, Vale, pemdes dan masyarakat hanya 14 los yang terdaftar mendapatkan bantuan, namun sebenarnya ada 17 kios sehingga bantuan itu digunakan untuk membangun 17 kios.

Selanjutnya untuk mencukupi material bantuan berupa seng, ia berinisiatif untuk memakai seng miliknya agar pembangunan bisa dipercepat, dan itu atas kesepakatan bersama dengan pedagang pasar. Dan terkait dana 1.290.000 yang didalam pemberitaan yang menuliskan tentang permintaan dana 1.290.000 itu tidak benar, kemungkinannya hanya salah paham saja.

“Niat saya membantu karena melihat korban kebakaran menginginkan agar kiosnya segera berdiri, sementara bantuan dari pihak swasta belum sepenuhnya cair, makanya kami melakukan pertemuan bersama warga korban kebakaran dan dengan inisiatif saya menawarkan seng pribadi saya untuk digunakan dengan kesepakatan diganti sesuai harga,” ucap Rasdin.

“Saya juga dibuat pusing atas pemberitaan ini, dimana niat saya membantu namun disalah artikan. Karena bantuan untuk pengadaan atap seng itu hanya 119 lembar yang seharusnya untuk 14 los, namun kenyataannya dibangun 17 los. Untuk itu kami membuat kesepakatan bersama agar pemasangan atapnya segera selesai makanya saya berinisiatif untuk menggunakan atap seng saya dulu karena kebetulan belum saya pakai dan itu disetujui. Terkait permintaan dana yang 1.290.000 itu tidak benar.” Tambahnya.

Sementara untuk material kayunya, mereka juga masih menunggu pencairan dari pihak swasta yang memberikan bantuan agar bisa mengolah material berupa kayu yang sampai saat masih belum mencukupi sehingga menimbulkan keterlambatan pembangunan los yang sekiranya dapat segera digunakan para korban kebakaran untuk memulihkan perekonomian mereka.

Senada dengan Rasdin, pihak pemerintah Desa Libukan Mandiri, melalui kepala Desanya Sahril saat di konfirmasi mengatakan kalau kesepakatan antara Bupati, PT. Vale, Pemdes dan korban kebakaran, bangunan los hanya berukuran 4×6 namun dilapangan yang berdiri 4×8 sehingga jika ada biaya tambahan kemungkinan itu biaya diluar dari kesepakatan.

“Kesepakatan Pemkab, Vale, Pemdes dengan korban hanya 14 los yang ditanggung. Lalu ukuran yang dibantukan 4×6, sedangkan yang dibangun sekarang 4×8 dan ditambah 3 los menjadi 17 los. Kalaupun ada istilah berbayar itu diluar kesepakatan.” Jelas Sahril, Kades Libukan Mandiri.
(Tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tidak boleh mencuri yah